Solar Home System,,Renewable Enrgy for Better life - KARYA PENS UNTUK BANGSA

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

The Heroes University

Teknik Elektro Industri

Elin Power Joss Joss Joss

D4-TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI

Ini lah sekelompok mahasiswa yang akan merubah dunia.. Munculnya calon pemimpin di masa depan berawal dari sini..

Three Phase Isolated DC-DC Converter

Renewable Energy for Better Life.

Transmission And Life Maintenance

Our Future Dream and Will Shine together for Indonesia Better, PLN 47.

Around Kediri-Indonesia

Visit Indonesia 2016

Minggu, 22 Desember 2013

On Load Tap Changer (OLTC)

1.      Jelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan On Load Tap Changer (OLTC) pada pengaturan Tap Transformator, mulai dari pengertian, bagian – bagian dan prinsip kerja OLTC.
Jawab :
a.                   On Load Tap Changer
Ø On Load Tap changer merupakan peralatan yang dipasang pada transformator untuk memperbaiki kualitas tegangan pada sisi sekunder dengan memilih rasio tegangan tanpa melakukan pemadaman.

Ø    Bagian -  Bagian OLTC :
a.Pemilih tap (Tap Selector/Selector Switch)
b.Saklar Pengalih (Diverter Switch)
c.Peralatan pendukung (Auxiliary Device)

Ø    Prinsip Dasar On Load Tap Changer :

Secara umum Prinsip dasar dari OLTC ini yaitu melakukan pengaturan tegangan baik sisi sekunder maupun primer yang dilakukan dengan cara memilih rasio tegangan, dimana untuk memilih rasio yang dikehendaki dilakukan dengan cara menambahkan atau mengurangi jumlah kumparan (dalam hal ini disebut kumparan bantu) yang dimana proses tersebut dilakukan oleh tap selector dan diverter switch dan dapat dilakukan dengan manual ataupun otomatis.

http://elektro-industri10.blogspot.com/

Kontrol PWM (Pulse Width Modulation)


Project Semester 5, Kontrol PWM










Sabtu, 09 November 2013

Subnetting

http://elektro-industri10.blogspot.com/

SUBNETING
1.      Pengertian Subnetting

Subnetting adalah proses memecah jaringan / network menjadi beberapa sub network atau dalam pengertian lain menurut saya adalah menjadikan host sebagai subnet

2.      Mengapa dibutuhkan Subnetting ?

Subnetting dibutuhkan untuk efisiensi dan optimalisasi suatu jaringan. Sebagai contoh apabila pada sebuah perusahaan terdapat 120 komputer dan di perusahaan tersebut terdiri dari 4 divisi yang setiap divisinya terdapat 30 komputer. Tentu akan sangat sulit bagi administrator jaringan untuk mengelola 120 komputer yang terdapat dalam satu jaringan tunggal, untuk itulah pembagian jaringan diperlukan agar administrator jaringan dapat lebih mudah mengelola jaringan.
3.      Keuntungan 
·         Mempermudah pengelolaan jaringan
·         Untuk mengoktimalisasi jaringan karena tidak terpusat pada satu jaringan tunggal
·         Mempermudah pengidentifikasian masalah dan mengisolasi masalah hanya pada satu subnet tertentu


4.      Kegunaan subnetting

·         Untuk memecah network ID yang dimiliki oleh suatu organisasi nenjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil.
·         Adapun hal ini dilakukan karena sebuah organisasi mempunyai lebih dari satu jaringan/LAN,
·         Masing-masing jumlah hostnya tidak sebesar jumlah maksimal IP host yang disediakan oleh satu kelas IP address dari network ID yang dimiliki organisasi tersebut.
·         Hal ini dapat terjadi karena: teknologi yang berbeda, keterbatasan teknologi, ‘kongesti’ pada jaringan, dan hubungan ‘point-to-point’.





Minggu, 20 Oktober 2013

TCA 785 untuk FWR Controlled


PROJECT TCA 785 UNTUK FULL WAVE RECTIFIER

Tugas ini kami buat untuk mata kuliah Elektronika Daya. Rangkaian kontrol TCA 785 pada project ini kami buat untuk mengontrol Fulll Wave Controlled Rectifier



http://elektro-industri10.blogspot.com/

Static Var Compensator (SVC)

Static Var Compensator (SVC)  



A.    Pengertian dan Fungsi SVC
Suatu rangkaian yang digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik  sehingga kerugian kerugian yang diakibatkan dari kurangnya kualitas listrik dapat di kurangi. Fluktuasi faktor daya dapat diatasi dengan peralatan Static Var Compensator (SVC) tipe FC-TCR agar menjadi lebih rata dan konstan. 
Static Var Compensator (SVC) adalah komponen FACTS dengan hubungan paralel, yang fungsi utamanya untuk mengatur tegangan pada bus tertentu dengan cara mengontrol besaran reaktansi ekivalen. Dari sudut pandang operasional, SVC bekerja seperti reaktansi variabel shunt, yang bisa menghasilkan atau menyerap daya reaktif untuk mengatur besarnya tegangan pada titik sambungan ke jaringan AC. Dalam bentuk yang paling sederhana, SVC terdiri dari komponen fixed capacitor(FC) yang terhubung paralel dengan thyristorcontrolled reactor (TCR).  
Kontrol sudut penyalaan thyristor memungkinkan SVC untuk memiliki kecepatan respon yang hampir seketika. Hal ini digunakan secara luas untuk menyalurkan daya reaktif dan menyediakan support regulasi tegangan dengan cepat. Selain itu SVC juga dipakai untuk meningkatkan batas stabilitas sistem dan mengu- rangi osilasi daya.
Static Var Compensator dirangkai dengan menghubungkan Filter Harmonic secara paralel dengan TCR. Menyediakan filter daya reaktif kapasitif yang sebagian mengimbangi daya reaktif induktif disediakan oleh TCR.
Untuk mengimbangi beban maka kapasitor pada fixed capacitors dibuat besar melebihi kapasitas daya reaktif yang dihasilkan oleh beban EAF. Ini dikarenakan parameter yang diubah dan fleksibel adalah keluaran daya reaktif pada TCR dengan menyesuaikan besar daya reaktif yang dikeluarkan oleh beban EAF. Karena TCR juga menghasilkan harmonik yang dapat mengganggu kualitas listrik, maka fixed capasitor  yang berguna untuk meredam gangguan harmonik tersebut. Dengan kata lain TCR dan Fixed Capacitors saling membantu dalam menjaga kualitas listrik, Fixed Capacitors yang dalam hal ini dibantu oleh TCR dengan mengatur sudut penyulutan untuk memabangkitkan daya reaktif agar daya tidak bersifat kapasitif dan berfungsi untuk menjaga faktor daya agar tetap mendekati 1 (Cos θ =1). Pengaturan sudut penyalaan ini bersifat otomatis dan bergerak sangat cepat mengikuti perubahan kapasitas beban yang ada atau yang digunakan. 

Ø  Sistem kompensasi memiliki kegunaan antara lain :
•     Menstabilkan Tegangan    
Fluktuasi tegangan dapat dikurangi dengan rangkaian thyristor dan kapasitor
•     Mengurangi Flicker
Flicker dapat dikurangi dengan rangkaian thyristor dan kapasitor
•     Memperbaiki Faktor Daya
Rangkaian filter penghasil daya reaktif  kapasitif. Sehingga dapat digunakan untuk koreksi faktor daya
•      Mengurangi Harmonic
Harmonic dapat dikurangi dengan rangkaian filter
•      Menyeimbangkan Beban  
Unbalance dapat disimetrikan dengan rangakaian thyristor
B.     Cara Kerja SVC
SVC merupakan peralatan yang mampu bekerja dengan menyerap atau menghasilkan arus reaktif yang terkontrol dengan cara menyerap daya reaktif dari sistem atau menghasilkan daya reaktif untuk sistem. Ketika tegangan sistem rendah SVC menghasilkan daya reaktif (SVC kapasitif) namun ketika tegangan sistem tinggi SVC menyerap daya reaktif (SVC induktif).
SVC ini berfungsi untuk menyuntikkan atau menyerap daya reaktif statis yang terkendali dan dihubungkan paralel yang mempunyai keluaran (output) yang bervariasi untuk mempertahankan atau mengontrol variabel tertentu pada sistem tenaga listrik, terutama tegangan bus. SVC terdiri dari TCR (Thyristor Controlled Reactor), TCS (Thyristor Capasitor Switched) dan filter. Filter berfungsi untuk mengatasi besarnya harmonisa yang dihasilkan oleh TCR.

Peralatan Static VAR Compensator (SVC) digunakan untuk mengkompensasi daya reaktif. SVC juga terdiri dari kapasitor, reaktor dan thyristor. Prinsip kerja Static VAR Compensator (SVC) yaitu dengan cara mengatur sudut penyalaan thyristor, sehingga dapat mengatur keluaran daya reaktif dari SVC dan besarnya arus reaktor. Arus yang diterima oleh kompensator daya reaktif statis ( SVC ) merupakan penjumlahan dari arus kapasitor dan arus reactor. Besarnya arus kapasitor tetap, yang dirubah adalah besarnya nilai reactor yang tepat arus yang diterima oleh kompensator daya reaktif statis dapat divariasikan dari kapasitif hingga induktif. Nilai tegangan sistem merupakan input bagi pengendali, yang kemudian akan mengatur sudut penyalaan thyristor. Dengan demikian Static VAR Compensator (SVC) akan memberikan kompensasi daya reaktif maupun mengambil daya reaktif yang sesuai dengan kebutuhan sistem.Gambar dibawah ini menunjukan Static VAR Compensator Sistem.

http://elektro-industri10.blogspot.com/

Jumat, 11 Oktober 2013

MOTOR INDUKSI SATU PHASA UNIVERSAL

MOTOR  INDUKSI SATU PHASA UNIVERSAL

Definisi judul
       Motor universal adalah motor arus bolak balik yang memiliki konstruksi maupun karakteristik sama dengan motor arus searah . Keuntungan motor universal ini dapat dioperasikan dengan sumber tegangan bolak balik atau denga tegangan arus searah pada nilai tegangan yang sama.


Motor universal terdiri dari  :
Stator
       Stator adalah tempat kumparan medan magnit diletakkan, pada umumnya motor universal mempunyai dua kutub.
Rotor
        Rotor disebut juga jangkar (armature) yaitu bagian yang berputar. Rotor terdiri dari dua bagian yaitu jangkar dan komutator. Jangkar adalah tempat belitan kawat email dan ujung-ujung belitanya ditempatkan pada komutator yang sesuai dengan langkah belitan jangkar.
Komutator
         Pada permukaan komutator diletakan sikat karbon yang berfungsi untuk mengalir arus dari sumber luar ke dalam jangkar motor.
Kipas Pendingin
          Hampir semua motor universal memiliki kipas pendingin di bagian ujung poros- nya.

Konstruksi
stator dan rotor motor universal
           Motor jenis ini didesain dengan stator berupa lempengan besi yang dilaminasi, medan magnetis statis dan armatur. Belitan armatur dan belitan medan dirangkai secara seri melalui dua sikat arang, sehingga dihasilkan arah arus medan dan arus armatur yang sama meskipun motor disuplai dengan arus AC. Torka yang dihasilkan dari motor jenis ini berupa pulsa yang dihasilkan setiap setengah siklus ketika arus berubah arah melewati komutator.

Prinsip kerja
Prinsip kerja motor universal mudah dimengerti dibandingkan dengan prinsip kerja motor DC.
Berdasarkan persamaan torsi :
T= k Ia f
dengan :
T = momen kopel (Nm)
k = angka konstanta pembanding
Ia = arus jangkar (ampere)
f = fliks magnet (kg/A.s2 atau tesla)
         Bila motor dihubungkan dengan sumber tegangan AC, pada saat ½ periode positif motor berputar berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Pada ½ periode negatif , dan menurut “hukum tangan kiri” dinyatakan: apabila tangan kiri terbuka diletakkan diantara kutub U dan S, maka garis-garis gaya yang keluar dari kutub utara menembus telapak tangan kiri dan arus didalam kawat mengalir searah dengan arah keempat jari, sehingga kawat tersebut akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan ibu jari, seperti terlihat pada gambar berikut

Kelebihan motor universal
Dibandingkan dengan jenis motor ac fase tunggal lainnya, motor universal memiliki beberapa keuntungan:
Untuk berat tertentu, universal motor menghasilkan tenaga yang lebih besar dari jenis lainnya.
Motor universal menghasilkan Starting torsi yang besar tanpa arus yang berlebihan
Ketika beban torsi meningkat, motor universal melambat. Oleh karena itu, daya dihasilkan relatif konstan, dan besarnya arus masih dalam batas wajar batas. Dengan demikian, universal motor ini lebih cocok untuk beban yang menuntut berbagai torsi dengan range yang lebar, seperti bor dan mixer makanan.
Universal motor dapat dirancang untuk beroperasi pada kecepatan yang sangat tinggi, sedangkan jenis motor ac terbatas pada 3600 rpm, dengan asumsi 60-Hz source.

Kelemahan motor universal
Salah satu kelemahan universal motor (serta mesin DC pada umumnya) adalah bahwa sikat dan komutator sangat cepat menjadi aus.

Penggunaan
Motor universal banyak digunakan pada peralatan listrik dengan ukuran kecil dan sedang, seperti Vacuum Cleaner, bor tangan, mixer dan sejenisnya.
Aplikasi motor universal untuk mesin jahit, untuk mengatur kecepatan dihubungkan dengan tahanan geser dalam bentuk pedal yang ditekan dan dilepaskan.

Referensi
Achyanto, Djoko. 1990. Mesin-Mesin Listrik,. Jakarta: Erlangga
Fitzgerald, 1989. Electric Machinery (Alih Bahasa Djoko Achyanto). Jakatra: Erlangga
Wijaya, mochtar. 2001. Dasar-dasar Mesin Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta: Gramedia
http://blogs.itb.ac.id/el22440112211035abdisurya/2013/05/01/mesin-dc/#sthash.ZUjXPQT6.dpuf

Muncak di Gunung Penanggungan


Gunung Penanggungan, Mojokerto

"Alhamdulullah, akhirnya bisa mencapai Puncak Gunung Penanggungan. :-) "



http://elektro-industri10.blogspot.com/

Senin, 23 September 2013

Jurnal Internasional

Tria Tiara Putra | 7311040010
Fera Erawati      | 7311040011



Single Phase Automatic Voltage Regulator
Design for Synchronous Generator
M. Rabiul Alam, Rajib Baran Roy, S.M. Jahangir Alam, Dewan Juel Rahman


Automatic Voltage Regulator (AVR) secara luas digunakan dalam aplikasi industri yang berguna untuk mendapatkan stabilitas yang baik dari macam – macam jenis peralatan listrik yang berbeda.  Pada jurnal ini, secara umum adalah membahas suatu desain Automatic Voltage Regulator (AVR) satu fasa yang berguna untuk mengatur sistem eksitasi pada generator sinkron. Untuk mengontrol sistem eksitasi tersebut digunakan SCR (Silicon Controlled Rectifier).

Sebelum membahas tentang AVR lebih jauh, maka perlu diketahui tentang prinsip kerja generator sinkron dan hubungannya dengan AVR. Adapun prinsip kerja dari generator sinkron secara umum adalah sebagai berikut :

1.      Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan. Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap.

2.      Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya.

3.      Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor, akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetic yang berubah-ubah besarnya terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan tersebut,

Pembangkitan GGL induksi pada generator sinkron membutuhkan arus penguatan (eksitasi) untuk menimbulkan fluksi magnetik pada kutub-kutub medan generator yang terletak pada rotor. Sistem penguatan (excitation) menentukan kestabilan tegangan yang dihasilkan oleh generator. Sehingga pada generator sinkron dibutuhkan suatu pengendali tegangan secara otomatis, yaitu Automatic Voltage Regulator (AVR).

Automatic Voltage Regulator (AVR) ini memiliki prinsip sebagai pengatur tegangan secara otomatis pada Generator Sinkron . Pengatur tegangan yang dimaksud adalah  mampu memberikan tegangan output yang relatif konstan, sementara itu tegangan input dan beban berubah - ubah dari waktu ke waktu.




Sebuah alat pengatur tegangan secara umum tersusun dari beberapa bagian penting, diantaranya :

1.    Static voltage stabilizer
Sebagian besar pengatur tegangan memiliki transformator yang memiliki bermacam – macam tap dan rangkaian kontrol yang berfungsi untuk mengontrol input supply dan output pada transformator.

2.    Servo voltage stabilizer
Bagian ini tersusun atas buck-boost transformer, motor pengatur variable transformator, dan rangkaian kontrol.

3.    Types of regulating unit
Alat ini berfungsi sebagai pengatur mengontrol satuan ukur yang digunakan pada alat pengatur tegangan

4.    AC Voltage Controller
Pada bagian ini terdapat sebuah thyristor yang berfungsi untuk pengatur nilai tegangan tegangan AC yang digunakan. Kontrol ini dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu kontrol satu fasa dan kontrol tiga fasa.

5.    On-off control
Berfungsi untuk pengatur on-off pada rangkaian thyristor

6.    Phase control
Berfungsi untuk pengatur sudut penyalaan pada thyristor

7.    DC drives
Sebagai pengatur AC-DC converter yang dapat digunakan untuk memperbaiki faktor daya dan mengurangi harmonisa.

Automatic Voltage Regulator (AVR) terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian pengukuran (measuring unit) dan bagian regulator/pengatur (regulating unit). Fungsi unit pengukuran adalah untuk mendeteksi perubahan pada tegangan input atau output AVR dan menghasilkan sinyal untuk mengoperasikan bagian pengatur (regulating unit). Sedangkan tujuan dari unit pengatur (regulating unit) adalah untuk menentukan sinyal minimum dari bagian pengukuranan seperti cara memperbaiki tegangan output dari regulator untuk ditetapkan nilainya. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, ada sebuah bagian tambahan yang dibutuhkan untuk mengontrol unit pengatur , yaitu bagian kontrol (controlling unit).

Pada pembahasan jurnal ini, Automatic Voltage Regulator (AVR) dirancang untuk mengontrol sistem eksitasi pada generator sinkron. AVR dihubungkan dengan belitan utama stator dan belitan medan eksitasi yang terangkai close loop yang berfungsi untuk mengontrol tegangan output. Pada desain ini, trigger untuk sinkronisasi berasal dari trafo isolasi dengan frekuensi 50 Hz dan berupa gelombang sinus murni. Sedangkan untuk meghasilkan sudut penyalaan pada SCR, dibutuhkan suatu comparator amplifier untuk membandingkan sinyal output dari output amplifier. Selama periode sudut penyalaan, rangkaian electronic digabungkan dengan astabil multivibrator yang berfungsi untuk memberikan gelombang yang dapat mengurangi losses switching pada Thyristor. Dengan gelombang tersebut, converter yang tersusun atas SCR dapat digunakan secara maksimal untuk mengontrol beban. Pada AVR ini, terdapat beberapa range tegangan yang dapat dipilih secara otomatis untuk eksitasi pada generator sinkron. 



Dalam merancang AVR satu fasa untuk generator sinkron, perlu diperhatikan tentang hal – hal berikut :

1.      Excitation control system
Eksitasi diberikan melalui slip ring dan sikat dengan cara generator DC dipasang pada poros yang sama dengan rotor dari mesin sinkron. Namun pada sistem eksitasi modern, eksitasi diberikan menggunakan Generator AC dengan rectifier yang ikut berputar atau sering disebut brush-less excitation. Sistem eksitasi memiliki dua fungsi utama, yaitu menghasilkan tegangan DC yang berfungsi untuk menghasilkan arus agar mengalir di kumparan medan Generator.

2.      Self-excitation control system atau electronic main exciter.
Sebuah exciter elektronik pada dasarnya terdiri dari penyearah diode  yang memiliki sumber daya AC.

3.      Power factor and armature current control
Pengurangan eksitasi dapat menyebabkan perubahan pada arus fasor menjadi lagging atau leading serta perubahan pada power factor. Sehingga diperlukan bagian yang berfungsi untuk mengontrol power factor dan arus jangkar.

4.      Generator-type automatic voltage regulator
Generator-type automatic voltage regulator adalah perangkat kontrol yang secara otomatis mengatur tegangan pada exciter dari alternator, dan berfungsi untuk menjaga tegangan output agar konstan dalam batas-batas yang telah ditentukan.



Sehingga membangkitkan eksitasi pada generator sinkron dengan AVR memiliki beberapa keuntungan, diantaranya generator akan memiliki tegangan output yang tetap sementara tegangan input berubah – ubah atau tidak stbil. AVR pada jurnal ini dirancang untuk beban  mengontrol medan alternator pada beban 10KVA.

Minggu, 22 September 2013

Pengereman Motor DC


Pengereman Pada Motor DC

Kesimpulan :

Pengereman merupakan suatu cara untuk mempercepat tercapainya keadaan diam dari sistem yang bergerak.


Dalam pengereman Motor DC dikenal 3 macam cara, yaitu :

a.Pengereman Dinamik (Reostatik).
Dilakukan dengan cara menyisipkan resistor padakumparan jangkar. Semakin besar resistor yang dihubungkan ke jangkar, maka waktu yang diperlukan untuk mencapai kondisi diam akan semakin cepat.

b.Pengereman Secara Plugging.
Pada prinsipnya melaukukan pembalikan arah putaran dari mesin penggerak dan ini dapat dilakukan dengan membalik polaritassumber pada salah satu kumparannya.

c.Pengereman Secara Regeneratif.
Pengereman secara regeneratif dapat dilaksanakan dengan cara mengembalikan energi kinetik motor dan beban kembali ke sumber.



http://elektro-industri10.blogspot.com/

Kamis, 19 September 2013

Syarat - Syarat Sinkronisasi Generator



SYNCHRONIZING GENERATOR 


       Synchronizing generator adalah memparalelkan kerja dua buah generator atau lebih untuk mendapatkan daya sebesar jumlah generator tersebut dengan syarat syarat yang telah ditentukan.

Syarat syarat dasar dari parallel generator adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai tegangan kerja yang sama
2. Mempunyai urutan phase yang sama
3. Mempunyai frekuensi kerja yang sama
4. Mempunyai sudut phase yang sama


Dalam kerja parallel generator tidak cukup hanya berdasar pada syarat syarat diatas ada hal lain yang perlu diketahui sebagai penjabaran syarat syarat diatas .


  • Penjabaran dari keempat syarat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai tegangan kerja yang sama


         Dengan adanya tegangan kerja yang sama diharapkan pada saat diparaleldengan beban kosong power faktornya 1. Dengan power factor 1 berarti tegangan antara 2 generator persisi sama .jika 2 sumber tegangan itu berasal dari dua sumber yang sifatnya statis misal dari battery atau transformator
maka tidak akan ada arus antara kedunya. Namun karena dua sumber merupakan sumber tegangan yang dinamis (generator) Maka power factornya akan terjadi deviasi naik dan turun secara periodic bergantian dan berlawanan. Hal ini terjadi karena adanya sedikit perbedaan sudut phase yang sesekali bergeser karena factor gerak dinamis dari penggerak.Itu bisa dibuktikan dengan membaca secara bersamaan Rpm dari misal dua Generator dalam keadaan sinkron Generator 1 mempunyai kecepatan putar 1500 dan generator 2. mempunyai kecepatan putar 1501 maka terdapat selisih 1 putaran / menit Dengan perhitungan 1/1500 x 360 derajat maka terdapat
beda fase 0,24 derajat dan jika dihitung selisih teganan sebesar cos phi 0,24 derajat x tegangan nominal (400 V) tegangan nominal (400 V) dan selisihnya sekitar V dan selisih tegangan yang kecil cukup mengakibatkan timbulnya arus sirkulasi antara 2 buah generator tersebut dan sifatnya tarik menarik. Dan itu tidak membahayakan. Dan pada saat dibebani bersama sama maka power faktornya akan relative sama sesuai dengan power faktor beban. Memang sebaiknya dan idealnya masing masing generator menunjukkan power factor yang sama. Namun jika terjadi power factor yang berbeda dengan selisih tidak terlalu banyak tidak terjadi akibat apa apa. Akibatnya salah satu generator yang mempunyai nilai power.
    Factor rendah akan mempunyai nilai arus yang sedikit lebih tinggi. Yang penting diperhatikan adalah tidak melebihi arus nominal dan daya nominal dari generator. Pada generator yang akan diparalel biasanya didalam alternatornya ditambahkan peralatan yang dinamakan Droop kit . Droop kit ini berupa current transformer yang dipasang. disebagian lilitan dan outputnya disambungkan ke AVR. Droop kit ini berfungsi untuk mengatur power factor berdasarkan besarnya arus beban, Sehingga pembagian beban KVAR diharapkan sama pada KW yang sama.

2. Mempunyai urutan phase yang sama

        Yang dimaksud urutan phase adalah arah putaran dari ketiga phase. Arah urutan ini dalam dunia industri dikenal dengan nama CW (clock wise) yang artinya searah jarum jam dan CCW (counter clock wise) yang artinya berlawanan dengan jarum jam. Hal ini dapat diukur dengan alat phase sequence type jarum.Dimana jika pada saat mengukur jarum bergerak berputar kekanan dinamakan CW dan jika berputar kekiri dinamakan CCW. Disamping itu dikenal juga urutan phase ABC dan CBA. ABC identik dengan CW sedangkan CBA identik dengan CCW.


3. Mempunyai frekuensi kerja yang sama


       Didalam dunia industri dikenal 2 buah system frekuensi yaitu 50 hz dan 60 hz Dalam operasionalnya sebuah generator bisa saja mempunyai frekuensi yang fluktuatif (berubah ubah) karena factor factor tertentu. Pada jaringan distribusi dipasang alat pembatas frekuensi yang membatasi frekuensi pada minimal 48,5 hz dan maksimal 51,5 Hz. Namun pada Generator pabrik over frekuensi dibatasi sampai 55 Hz sebagai overspeed.Pada saat hendak paralel, dua buah generator tentu tidak mempunyai frekuensi yang sama persis. Jika mempunyai frekuensi yang sama persis maka generator tidak akan bisa parallel karena sudut phasanya belum Sesuai, salah satu harus dikurang sedikit atau dilebihi sedikit untuk mendapatkan sudut phase yang tepat. Setelah dapat disinkron dan berhasil sinkron baru kedua generator mempunyai frekuensi yang sama-sama persis.


4. Mempunyai sudut phase yang sama

            Mempunyai sudut phase yang sama bisa diartikan , kedua phase dari 2 Generator mempunyai sudut phase yang berhimpit sama atau 0 derajat. Dalam kenyataannya tidak memungkinkan mempunyai sudut yang berhimpit karena genset yang berputar meskipun dilihat dari parameternya mempunyai frekuensi yang sama namun jika dilihat menggunakan
synchronoscope pasti bergerak labil. kekiri dan kekanan, dengan kecepatan sudut radian yang ada sangat sulit untuk mendapatkan sudut berhimpit dalam jangka waktu 0,5 detik. Breaker butuh waktu tidak kurang dari 0,3 detik untuk close pada saat ada perintah close pada proses sinkron masih diperkenankan perbedaan sudut maksimal 10 derajat. Dengan perbedaan sudut maksimal 10 derajat selisih tegangan yang terjadi berkisar 4 Volt. Peralatan modul untuk mengakomodasi kebutuhan synhcrone Generator, yaitu Load sharing, Synchronizing, Dependent start stop, dan lain lain. 

     Bilamana salah satu syarat diatas tidak dipenuhi, maka antara kedua system yang diparalelkan akan terjadi selisih-selisih tegangan yang dapat menyebabkan arus-arus yang cukup besar sehingga dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada mesin-mesin. Dalam praktek ada suatu alat yang dapat mengecek ketiga syarat tersebut diatas yaitu yang disebut sinkronoskop. Diantara sinkronoskop dapat disebut : sinkronoskop lampu, pengukur volt nol, dan osilograf elektron yang dapat dipergunakan sebagai sinkronoskop.


Selasa, 17 September 2013

Kerja Praktik Di PLTU Rembang II

Kerja Praktik Di PLTU Rembang
PART II

Tulisan ini merupakan lanjutan dari postingan yang sebelumnya (Kerja Praktik Di PLTU Rembang PART I), di postingan sebelumnya membahas tentang makan – makan dan traveling. Nah,,pada postingan ini akan dibahas makna KP yang sebenarnya. J
                Kerja praktik kami dilaksanakan pada tanggal 22 Juli – 23 Agustus 2013 ( menurut jadwal akademik ). Pada pertama KP, kami sedikit “gabut”, soalnya masih mengurus administrasi – administrasi, seperti  surat penunjukan Pembimbing KP di PLTU Rembang. Sambil menunggu surat selesai, kami menerima “ safety introduction” oleh LK3 PLTU Rembang. Disini kami menerima penjelasan tentang keselamatan kerj dan APD ( Alat Pelindung Diri ) serta registrasi untuk kartu identitas KP. Nah, ternyata yang mengisi LK3 juga alumni PENS – ITS jurusan elektronika,,hahah J. Setelah itu, kami kembali ke admin dan menunggu surat selesai.
                Kami ditempatkan di divisi HAR Listrik ( Pemeliharaan Listrik ) di PLTU Rembang dengan pembimbing lapangan Mr. Marijo Oetomo, akan tetapi, di Har listrik kami menemui banyak teman yang asik dan gokil. J seperti Pak Fatoni, Mas Leo, Mas Yahya, Mas Windra, <bla bla bla >………………………….
                Di Har Listrik bisa dibilang sibuk dan tiap hari ada jadwal perawatan ( sekalian olahraga ). Di Har litrik, kami sering melakukan “kegiatan” di daerah BTG (Boiler, Trafo , Generator). Pada minggu pertama KP, kami sangat “waw” melihat benda – benda asing dengan dekat, seperti motor dengan daya besar, ruang control, pipa – pipa besar. Semangat banget deh J
                Di PLTU Rembang, secara garis besar kami sudah di muter – muter bagian vital PLTU, seperti Generator Turbin, Boiler (lantai 9), CCR (Gak sembarang orang bisa masuk), WTP, Jetty, Gardu Induk, AUT, GT, Lab uji isolasi minyak trafo. Yang belum bagian penanganan batu bara. Disini banyak ilmu yang bisa diperoleh dan bisa dijadikan referensi buat data pembanding dengan materi perkuliahan. Seperti istilah RST, disini istilahnya RGB ( Red Green Blue). Masalah sinkronisasi generator (soalnya waktu itu unit 1 overhaul). Etc (PM aja kalau pengen lebih jelas).heheh…J

                Di PLTU Rembang, banyak sekali deh yang di dapat…. <To Be Continue>

Dokumentasi Kerja Praktik

                      Memperbaiki motor Induksi tiga phasa 

Pada PLTU Rembang banyak digunakan motor motor tiga fasa yang di peruntukkan sebagai penyalur minyak pendingin, sebagai penyalur air untuk di panaskan menjadi uap bertekanan tinggi, untuk penggerak fan atau AC (Air Condisioner), sebagai penggerak konveyor pada jalur batubara.jika di lihat dari fungsinya sangatlah penting, maka perlunya perawatan yang rutin untuk menjaga kinerja dari motor motor pada PLTU Rembang.
Biasanya hal yang di lakukan untuk menjaga agar kinerja dari motor motor 3 phasa tetap bekerja dengan optimal di lakukan pengecekan rutin, mayoritas seluruh motor akan di bersihkan dari debu atau kotoran yang menempel supaya tidak mengganggu kinerja dari motor tersebut, dan biasanya setiap motor akan di cek dari getaran dari setiap motor akan di hubungkan dengan alat ukur yang sesua dengan fungsinya, misalkan motor untuk pompa air, maka alat ukur yang di pasang adalah pengukur tekanan dari air yang mengalir pada pipa, kemudian diamati apakah tekanan sudah sesuai dengan apa yang di butuhkan oleh system, ketika nilainya tidak di harapkan maka ada kemungkinan terjadi kerusakan pada motor, dan kemudian akan di lakukan perawatan lanjutan. Perawatan ringan seperti ini nantinya akan menambah lifetime dari motor yang di gunakan.
                          
                        Uji Katodik
                          











                    Uji katodik di lakukan secara rutin, ini di lakukan untuk mengetahui sebesar apa korosinya, seperti halnya tiang tiang penyangga pada jetty , pondasi atau tiang penyangga yang khususnya berhubungan dengan air laut akan di lihat korosinya dengan mengukur besarnya tegangan yang mempunyai nilai minimal 0.75 V, jika nilai kurang dari itu maka harus diganti tiang penyangganya.





Perawatan Battery untuk UPS
Battery membutuhkan perawatan secara berkala untuk menunda kerusakan dan menambah lifetime dari battery itu sendiri, preventive maintenance untuk battery adalah berupa pengecekan tegangan pada battery, pengecekan suhu air aki pada battery dan setiap battery dibersihkan dari debu - debu yang menempel.





Kerja Praktik di PLTU Rembang

Selamat Datang di Blog saya, ,semoga menikmati isi dari blog ini,, J

PENGALAMAN  KERJA PRAKTIK DI PLTU REMBANG ( PART 1 )

Di blog ini, saya akan sedikit share pengalaman kerja praktik di PLTU Rembang, Jawa Tengah..

Kusus di PART 1 ini, saya hanya membahas makan, makan, dan makan serta traveling. hehe


Di Rembang, kami menginap di sebuah kamar berukuran cukup luas dan cukup murah ( daripada di Surabaya ). Biaya sewa 1 bulan RP 600.000 untuk 3 orang dengan fasilitas 2 tempat tidur + 1 kasur spon, almari besar, TV, kipas dan kamar mandi dalam. Pemilik kos tersebut juga baik , biasanya kami diberi jajan, di pinjami piring, pokoknya baik deh J.
Awalnya, saya dan teman KP saya ( Putra Septian, dan Dhika Ari F ) belum mengerti secara detail lingkungan di sekitar PLTU Rembang. Berhubung waktu awal  KP adalah bulan Ramadhan, maka kami mencoba – coba menu untuk berbuka dan sahur. Eh,kami tidak langsung berburu makan diluar, tapi kita belanja seperti Beras+mie+kopi. Soalnya, temanku ada yang membawa lauk Abon + magicjar, so bisa masak – masak sendiri ( awalnya ),,hahaha
Minggu pertama adalah waktu semangat – semangat nya masak – masak. Masak buat buka, buat sahur. Eh, setelah masuk di minggu ke 2, sebungkus beras dan magicjar tetap pada posisi awal dan tidak tersentuh alias sudah tidak masak lagi, atau bisa dibilang males deh,,haha. So, Kami jadi sering beli lauk + nasi + minum  ( biasnya cuma beli lauk dan es batu, nasinya masak sendiri ) di rumah makan.
Hampir menjelang buka dan sahur, kami pergi kerumah makan, seperti rumah makan depan POM Bensin , Warung dekat pintu masuk PLTU, dan Warung – warung lainnya. Dari hasil pengalaman, harga relative sih. Kadang murah, dan kadang mahal. Hehehe,
Langsung aja, setelah 2 minggu KP, kami memutuskan untuk pulang ke rumah ( liburan hari raya + izin 1 hari J ). ----Langsung skip aja ya crita hari rayanya----.
Setelah libur hari raya, kami kembali ke Rembang untuk melanjutkan misi 2 minggu KP di PLTU Rembang. Kondisi sudah berbeda, yang dulunya bulan Ramadhan , sekarang sudah bulan Syawal. Yang dulunya makan dua kali sehari, sekarang tiga kali sehari. So, perlu adaptasi lagi deh. Tetapi, secara keseluruhan tempat makan yang kami kunjungi adalah sama. Hanya ketambahan “ Makan di Kantin” PLTU Rembang. Hehe,
Saat weekend minggu ke tiga KP, kami memutuskan untuk bermain ke Kota Semarang ( mumpung sudah dekat = 170an KM) dengan sepeda motor. Di Semarang, kami “ tak tau arah , tetapi tau tujuan dan jalan pulang “ hehe. Di Semarang, kami singgah dan tidur di Masjid Agung Kota Semarang, tepatnya di dekat Simpang Lima Semarang. Sebelum menjelang malam, kami mengunjungi masjid Agung Jawa Tengah. Dan kemudian ke Lawang Sewu. Dan kembali ke Masjid Agung Kota Semarang.di Semarang, Kami mencoba makanan khas Semarang, yaitu “ Tahu Gimbal”. Seporsi harganya RP. 12.000 (sedikit lupa). Ketika malam, kami kembali ke Masjid Agung Kota Semarang untuk mencari tempat istirahat ( tidur sih ) J. Di hari kedua, kami pagi2 sudah mencari tempat makan. Agak bois dikit sih , makan di fast food.haha.. <skip-skip-skip>

Setelah dua hari di kota Semarang, kami kembali ke Rembang, sekitar jam 3 sore dari Semarang dan sampai Rembang jam 8.30 malam. Sedikit lama dari waktu berangkat sih, soalnya Kami mengalami insiden kecil, “ban bocor “ dan mampir untuk mengisi perut, makan “ Nasi Gandul “ di Lasem. Hehe.
Memasuki minggu terakhir KP, rasa – rasa “ Homesick” sudah muncul,,haha,,so kami memutuskan untuk pulang hari Kamis, 22 Agustus 2013. Banyak alas an deh, ini secara garis besar alasannya :
Tria (me) : kebetulan Jumat, tanggal 23 Agustus 2013, temenku sekelas SMA ada yang ultah, so bisa ketemu deh. .(alhamdulillah),soalnya hari raya gak bisa ketemu.
Septian : denger - denger sih alasannya ingin ikut adiknya yg baru kuliah boyongan di Malang.tetapi tidak tahu juga sih, bulet kok.
Dhika : denger - denger juga sih, pengen menemui dan menemani ##### <privacy>. pengen tahu lebih jelas tanya aja ke Dhika,hehe
Tetapi, yang paling penting adalah bisa segera ketemu Orang tua dan saudara di rumah.